Opini  

Takalar Dalam Bayang-Bayang Digitalisasi : Akankah Terwujud?

Ilustrasi - Intiliputan.dok

Intiliputan.idDigitalisasi menjadi keniscayaan bagi daerah yang ingin maju dan kompetitif di era modern. Kabupaten Takalar, dengan segala potensi dan tantangannya, juga tak luput dari arus digitalisasi yang semakin kuat. Namun, pertanyaannya, sejauh mana Takalar siap bertransformasi menjadi kabupaten yang berbasis teknologi dan akankah kepemimpinan Daeng ManyeHengky Yasin mampu mewujudkan visi ini?

Sejumlah daerah di Indonesia telah membuktikan bahwa digitalisasi dapat meningkatkan efisiensi pemerintahan, mempercepat pelayanan publik, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, di Takalar, digitalisasi masih menghadapi berbagai kendala, mulai dari infrastruktur yang belum merata, keterbatasan SDM yang melek teknologi, hingga kebijakan yang belum sepenuhnya mendukung transformasi digital.

100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Takalar

Daeng Manye dan Hengky Yasin, sebagai pemimpin daerah yang baru di tanah berjuluk Butta Panrannuangku ini, tentu memiliki tantangan besar untuk membawa Takalar ke era digital. Jika mereka benar-benar ingin menjadikan digitalisasi sebagai prioritas, maka kebijakan yang berpihak pada pembangunan infrastruktur digital harus segera diimplementasikan. Internet yang stabil dan terjangkau, layanan administrasi berbasis aplikasi, hingga penguatan ekosistem startup lokal perlu menjadi perhatian utama.

Tak hanya itu, infrastruktur digital menjadi faktor krusial. Akses internet yang stabil dan merata masih menjadi kendala di beberapa wilayah di Takalar, terutama daerah pelosok. Jika Takalar ingin benar-benar memasuki era digital, maka investasi dalam penguatan jaringan internet harus menjadi prioritas. Pemerintah daerah perlu bekerja sama dengan penyedia layanan telekomunikasi untuk memperluas jaringan ke seluruh pelosok desa.

Selain itu, edukasi digital bagi masyarakat juga harus dilakukan. Transformasi digital bukan sekadar soal teknologi, tetapi juga kesiapan masyarakat dalam mengadopsi perubahan. Program literasi digital bagi pelajar, pelaku UMKM, dan aparat pemerintahan harus menjadi agenda utama agar digitalisasi Takalar tidak hanya sekadar wacana.

Di sisi lain, keberanian dalam berinovasi juga harus ditunjukkan. Banyak daerah yang sukses berkat penerapan smart city, digitalisasi layanan kesehatan, dan sistem e-government yang efisien. Takalar bisa belajar dari daerah-daerah tersebut untuk mengembangkan sistem yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan lokal.

Namun, tanpa komitmen politik yang kuat, digitalisasi hanya akan menjadi slogan tanpa realisasi. Daeng Manye dan Hengky Yasin harus menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar pemimpin yang mengikuti tren, tetapi benar-benar ingin membawa perubahan nyata bagi masyarakat Takalar. Anggaran yang dialokasikan, kebijakan yang diterapkan, serta kemitraan dengan sektor swasta dan akademisi akan menjadi kunci keberhasilan program ini.

Pada akhirnya, digitalisasi Takalar bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang visi, strategi, dan eksekusi yang konsisten. Jika kepemimpinan Daeng ManyeHengky Yasin mampu mewujudkan pemerintahan yang transparan, efisien, dan berbasis teknologi, maka Takalar bisa melangkah lebih jauh dalam kompetisi daerah digital di Indonesia. Pertanyaannya, apakah mereka siap menjawab tantangan ini?

Meski begitu, dalam 100 hari kerja pertamanya, Daeng ManyeHengky Yasin telah melakukan rapat koordinasi bersama seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam rangka menyelaraskan visi dan misi kepala daerah, yakni “Takalar Maju dan Berdaya Saing Melalui Ekonomi Digital”  ini adalah bentuk komitmen mereka dalam lima tahun kedepan (2025-2029).

“Saya ingin Takalar semakin maju,” kata Daeng Manye saat memimpin Rakor bersama seluruh kepala OPD lingkup Takalar.

Pemerintah daerah juga telah menggandeng Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam pengembangan potensi Sumber Daya Alam (SDA) di bidang pertanian dan kelautan. Hal itu dibuktikan dengan dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Bupati Takalar, Ir. H. Mohammad Firdaus Daeng Manye, MM dengan Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. pada tanggal 12 Maret 2025, di Rumah Jabatan Bupati Takalar. (*)